8. Tradisi Sekaten – Kebudayaan Islam Jawa di Dua Keraton Mataram
Tradisi Sekaten adalah tradisi dari dua Keraton dari Kerajaan Mataram, Ngayogyakarto Hadiningrat (Yogyakarta) dan Surakarta Hadiningrat (Solo).
Upacara tradisional ini diadakan dalam rangka peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulud Nabi). Budaya yang tetap lestari sejak abad ke-16 ini biasa dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal tahun Hijriyah atau bertepatan bulan Mulud (Bulan Jawa).
Asal Usul Istilah Sekaten
Terdapat beragam pendapat yang berkaitan dengan penamaan Tradisi Sekaten. Pendapat yang populer adalah Sekaten berasal dari istilah bahasa arab “Syahadataini“. Istilah tersebut mewakili Dua Kalimat Syahadat dalam Islam.
Dua kalimat yang dimaksud adalah syarat wajib bagi seseorang yang hendak memeluk Agama Islam. Kalimat ini memiliki pengertian “aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah“.
Selain itu ada juga pendapat yang mengatakan asal-usul istilah Sekaten berasal dari istilah-istilah lain, sebagai berikut:
- Sahutain dengan pengertian menghentikan atau menghindari perkara dua, yakni sifat lacur dan menyeleweng.
- Sakhatain yang berarti menghilangkan perkara dua, yaitu watak hewan dan sifat setan, karena watak tersebut sumber kerusakan;
- Sakhotain bermakna menanamkan perkara dua, yaitu selalu memelihara budi suci atau budi luhur dan selalu menghambakan diri pada Tuhan;
- Sekati berarti setimbang, orang hidup harus bisa menimbang atau menilai hal-hal yang baik dan buruk;
- Sekat berarti batas, orang hidup harus membatasi diri untuk tidak berbuat jahat serta tahu batas-batas kebaikan dan kejahatan.(K.R.T. Haji Handipaningrat : 3).
Komentar
Posting Komentar