6. Tari Remo (Ngremo), Jawa Timur – Seni Tradisi Penyambut Tamu Agung
Tari Remo (Ngremo) adalah tarian selamat datang dari Jawa Timur. Seni Tari ini disebut juga Tari Ludruk karena pada awalnya difungsikan sebagai pembuka kesenian Ludruk.
Seiring perkembangannya, Tari Ngremo ditampilkan secara terpisah sebagai tari penyambutan tamu agung dengan ditampilkan oleh satu atau banyak penari.
Tari Remo pada awal sejarahnya dikhususkan untuk di peragakan oleh penari laki-laki untuk menampilkan sisi kemaskulinan. Karena sebenarnya Remo adalah tari yang menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga.
Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan. Dari sini memunculkan gaya tarian yang lain yakni Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan
Tari Remo adalah seni tari yang membawakan tema keprajuritan. Ekspresi lebih menampakan sikap tegas, keras, cepat, serta sigap.
Sikap-sikap tersebut sebagai gambaran ciri sikap masyarakat Jawa Timur yang lugas, spontan dalam bertutur kata, cepat dalam bertindak, mudah marah juga cepat pula redanya.
Seperti diketahui, beragam peristiwa kepahlawanan serta kondisi lingkungan yang termuat dalam sejarah Jawa Timur turut membentuk tempramen yang keras.
Kekhasan karakter masyaraktnya kemudian secara keseluruhann terangkat dalam kesenian, salah satunya adalah Tari Remo.
Gerakan Tari Remo
Menyesuaikan dengan Ekspresi yang membangunnya, Gerakan-gerakan pada Tari Remo lebih mengacu pada tingkah laku prajurit yang sedang perang seperti Ngendewo, Lawung dan variasi-variasi gerak (Vokabuler) lainnya.
Disamping itu gerakan tari juga mengacu pada gerakan-gerakan alam seperti gerakan ayam alas dan Gerakan Nglandhak.
Keadaan tersebut dapat dipahami karena Tari Remo pada awal berkembangnya adalah Tari Nglana yang merupakan gambaran pengembaraan seseorang untuk mencari kematangan kehidupan mentalnya. Gerak ditarikan dengan pola ruang yang sempit, dan halus dalam pelaksanaannya.
Orientasi seniman Ngremo pada masa awal merujuk pada tokoh Janaka pada pewayangan yang mempunyai karakteristik lembut dan sifat pengembaraannya (pattah,wawancara,2001:Oktober13).
Pola gerakan dalam tari ini biasanya banyak menggunakan tenaga yang bertumpu pada kaki. Dikombinasikan dengan gerak tangan yang dinamis yang cepat, tegas dan patah-patah dengan sedikit kendali gerakan tubuh bagian dada yang tegap dan tenang.
Adapun pola gerakan kepala terkesan dinamis yang juga dilakukan dengan cepat dan patah-patah dengan pandangan mata yang tajam. Keadaan pola gerak ini bisa kita temukan pada Gerak Iket dan Sabetan dalam Tari Remo.
Komentar
Posting Komentar