5. Seni Debus, Banten – Seni Pertunjukan Bela Diri Kekebalan Tubuh

Debus adalah seni pertunjukan bela diri yang dikenal sebagai salah satu seni pertunjukan masyarakat Banten di barat Pulau Jawa. Meski lebih dikenal sebagai kesenian asal Banten, dibeberapa daerah lain di Indonesia juga bisa kita temui kesenian sejenis ini, terutama di daerah Sumatera.
Sebuah kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa berupa menahan siksaan jasmani yang disengaja. Memperlihatkan kekebalan tubuh manusia terhadap apa saja yang secara normal akan mengakibatkan manusia terluka. Aksi kekebalan terhadap senjata tajam, membakar diri atau memakan api, menyiram tubuh dengan air keras hingga bergulingan di atas serpihan kaca dan lain sebagainya.
Bagi masyarakat Banten, kesenian Debus merupakan warisan budaya leluhur yang hingga kini tetap bertahan sebagai bentuk identitas Masyarakat Banten. Nilai-nilai budaya dalam kesenian ini lebih cenderung dipengaruhi oleh unsur-unsur Agama Islam yang dijadikan sebagai acuan dalam bertingkah laku.
Melalui kesenian ini identitas sosial budaya masyarakat Banten dikenal sebagai masyarakat yang religious. Selain itu dalam Seni Debus juga bisa kita dapati nilai-nilai budaya lain seperti nilai gotong royong, nilai kerja keras, nilai kerjasama, nilai silahturahmi, nilai kearifan lokal, nilai pendidikan serta nilai kebersamaan.
Asal Usul Istilah Debus
Istilah Debus sendiri secara etimologis berasal dari kata dalam Bahasa Arab yakni Ad-dabbus yang berarti paku. Ada juga yang berkata berasal dari kata Dablus yang berarti senjata penusuk berupa besi runcing, yang dimaksudkan disini adalah alat tusuk dari besi yang memiliki panjang antara 50-60 cm.
Senjata yang dimaksud diatas memiliki ujung yang runcing dengan pangkalnya bertangkai kayu besar berbentuk silinder dengan garis tengah kira-kira 20 cm. Senjata itu dihias oleh rantai besi yang difungsikan sebagai tempat pemukul. Adapun alat pemukulnya terbuat dari kayu yang disebut gada.
Komentar
Posting Komentar