20. Candi Mendut, Magelang – Candi Buddha yang diduga Lebih Tua dari Borobudur
Candi Mendut. Di balik kemegahan Borobudur, dalam sejarahnya, ada dugaan mengenai keterikatan dua candi Buddha lainnya, Mendut dan Pawon. Ketiga candi berada dalam satu garis lurus imajiner dan mengisyaratkan suatu kesatuan perlambang.
Candhi Mendut diduga sebagai yang tertua di antara ketiganya. Situs peninggalan masa klasik ini dibangun oleh raja pertama dari wangsa Syailendra. Wangsa atau dinasti yang di kemudian hari membangun Candi Pawon dan Candi Borobudur.
Keterikatan antara ketiga candi (Mendut-Pawon-Borobudur) juga masih bisa disaksikan hingga kini. Terlihat di setiap pelaksanaan ritual Waisak. Prosesinya dimulai dari Candhi Mendut, melalui Candhi Pawon dan klimaksnya di Candhi Borobudur.
Dalam wujudnya, Candi Mendut berbentuk seperti kubus yang di bagian atasnya terlihat tidak utuh karena runtuh. Secara administratif, lokasi monumen candi ini berada di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Arsitektur & Elemen-Elemen Candi
Berbeda dengan Candi Borobudur yang menghadap ke timur, Candi Mendut menghadap ke barat laut. Bangunan luarnya terbuat dari batu andesit dan batu bata pada bangunan dalamnya yang tak terlihat.
Secara arsitektural, candi ini terbagi menjadi 3 bagian, yakni kaki, tubuh, dan atap. Untuk denahnya, bangunan candi berbentuk persegi panjang berukuran 10 m x 10 m dengan tinggi 13,3 m.
Bagian kaki candi (batur) setinggi 3,7 m serta tangga masuk dengan 14 anak tangga. Memiliki satu bilik dengan tangga di sisi barat laut. Di atas batur ada langkan setinggi 1 m dan selasar 2,48 m.
Pangkal pipi tangga berhias sepasang makara berupa kepala naga berbelalai gajah. Di dalam mulutnya yang terbuka lebar ada seekor singa. Di bawah kepalanya terdapat panil makhluk kerdil (gana).
Di sejumlah panilnya juga terpahat relief-relief cerita Pancatantra dan Jataka. Ini adalah karya sastra yang mengandung ajaran Buddha dari Kashmir (India) yang ditulis pada abad-abad pertama Masehi.
Cerita Pancatantra yang banyak didasarkan pada Jataka dikisahkan dalam bentuk cerita bingkai dengan fabel-fabel. Ceritanya mengandung ajaran moral dengan menggunakan tokoh-tokoh binatang sebagai pemeran.
Pada bagian dasar tubuh Candi Mendut, terdapat 31 panel relief cerita. Ada relief cerita Brahmana dan Kepiting, Angsa dan Kura-Kura, Dua burung Betet yang berbeda, serta Dharmabuddhi dan Dustabuddhi.
Secara pradaksina (searah jarum jam), relief pada tubuh candi mencakup jajaran dewa Garbhadatu Mandala (Buddha Tantrayana). Adapun di depan pintu masuk ada penampil candi, juga dengan relief cerita.
Elemen-elemen Candi Mendut terdiri dari tiga arca Buddha (Cakyamuni, Avalokitesvara, dan Maitreya). Ada juga 24 stupa di tingkat pertama, 16 stupa di tingkat kedua, dan 8 stupa di bagian atas.
Hingga saat ini, bagian atap candi tidaklah sempurna. Ada juga stupa-stupa lain dengan bentuk memanjang ke atas seperti silinder. Setupa-stupa ini masih direkonstruksi belum di pasang pada candi.
Elemen lain yang ada adalah Jaladwara atau saluran pembuangan air dari selasar. Jaladwara di Candi Mendut memiliki bentuk yang lebih ramping dan lebih kecil jika dibandingkan yang ada di Candi Borobudur.
Komentar
Posting Komentar