13. Seni Jaranan Sentherewe, Tulungagung – Dinamis, Luwes dan Berenergi

Jaranan Sentherewe. Jaranan adalah salah satu kesenian yang cukup tersebar di beberapa daerah di Jawa Timur. Setidaknya, ada sekitar 34 daerah yang memiliki seni jaranan sendiri.
Adapun persamaan dan perbedaan masing-masing akan selalu selaras dengan karakteristik budaya masyarakat dimana kesenian itu hidup dan berkembang. Sehubungan dengan ini, tersebutlah Jaranan Sentherewe dari Kabupaten Tulungagung sebagai salah satu jenis seni jaranan di Jawa Timur.
Seperti halnya dengan kesenian jaranan yang lain, Jaranan Senterewe juga merupakan seni tari yang dalam prakteknya menggunakan properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari bambu (jaran atau kuda kepang).
Tarian ini menggambarkan prajurit berkuda yang sedang berlatih perang menguji ketangkasan, mahir dan kemudian diuji kembali untuk berburu binatang. Beberapa wujud binatang dalam Jaranan Sentherewe meliputi Celengan (Babi Hutan) dan Barongan sebagai penggambaran ular naga.
Selain itu, Jaranan Sentherewe juga tidak terlepas dari kuatnya aroma mistis. Pertunjukan biasanya selalu diawali dengan mantra-mantra, memakai sarana sesaji (sajen), hingga pada puncaknya sering terjadi adegan kerasukan (ndadi).
Sotren atau kekuatan ghaib yang diperoleh dari makam leluhur (danyang) memasuki properti jaran kepang, celengan, barongan, serta salah satu alat musik pengiring yang disebut kendang. Hal ini diyakini sebagai pelindung dan kekuatan kesenian ini.
Seni jaranan ini menghadirkan gerak yang lebih dinamis ketimbang jenis jaranan yang berkembang sebelumnya, Jaranan Jawa dan Jaranan Pegon. Gerakan pada Jaranan Senterewe merupakan perpaduan gerak Tari Remo, Jaranan Pegon, dan Jaranan Jawa.
Oleh karena kedinamisan dan keterbukaan, jaranan ini lebih diterima dan dikatakan paling banyak penggemarnya dibanding kesenian yang lain. Selain di daerah asalnya, Jaranan Sentherewe juga tersebar ke daerah Trenggalek, Kediri dan Blitar.
Perihal namanya, istilah Sentherewe berasal dari dua nama jenis tumbuhan yang banyak ditemukan di wilayah Tulungagung. “senthe” adalah sejenis talas yang apabila dimakan akan menimbulkan rasa gatal.
Adapun “rawe” adalah jenis tumbuhan liar yang apabila daunnya mengenai kulit manusia akan menimbulkan rasa gatal. Penamaan ini merujuk pada sifat gerak tari yang cenderung lincah dan dinamis, sehingga penari yang menari diibaratkan orang yang makan senthe dan terkena daun rawe.
Komentar
Posting Komentar