Postingan

Menampilkan postingan dari 2020
Gambar
Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana yang dapat digunakan sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian selain sebagai sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan, juga memiliki fungsi lain. Misalnya,  mitos  berguna dalam menentukan norma untuk mengatur perilaku yang teratur dan meneruskan adat serta nilai-nilai kebudayaan. Pada umumnya, kesenian dapat berguna untuk mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.  Seni memiliki sejumlah besar fungsi yang berbeda sepanjang sejarahnya, sehingga tujuannya sulit untuk diabstraksikan atau dikuantifikasi dengan  konsep  tunggal apa pun. Namun hal ini tidak menyiratkan bahwa tujuan seni adalah sesuatu yang "kabur", melainkan bahwa seni tercipta dengan memiliki banyak alasan unik dan berbeda. Beberapa kegunaan seni disediakan dalam garis besar berikut. Berbagai tujuan seni dapat dikelompokkan sesuai dengan yang tidak termotivasi, dan yang termotiv...

1. Pa’bitte Passapu, Sulawesi Selatan – Kesenian Menyabung Sapu Tangan

Gambar
Pabitte Passapu . Umum diketahui, tradisi adu ayam atau sabung ayam cukup melekat dalam kehidupan masyarakat tradisional di Indonesia, tidak terkecuali bagi masyarakat etnis Makassar. Bahkan, tradisi tersebut dikemudian hari turut menjadi inspirasi lahirnya Tari Pa’bitte Passapu (Bitte Passapu) yang berarti menyabung sapu tangan. Tarian ini merupakan  kesenian adat  Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Di masa awal, Pabitte Passapu sering kali dipertunjukkan saat pelantikan raja di Kajang dan pesta adat lainnya. Dalam hal ini, Pa’bitte Passapu sebagai sebuah drama tari yang mengusung kisah sabung ayam antara Karaeng Tappan (Karaeng Kajang I) dengan Ammatoa I untuk memperebutkan putri tercantik dari Tanah Toa. Karaeng Tappau pun menjadi pemenang yang kemudian merayakannya dengan menyuruh para pengawal mengadu destar atau mappabatte passapu sebagai lambang sabung ayam. Hingga saat ini, kesenian ini tetap lestari dan beralih fungsi sebagai t...

2. Bangbarongan, Jawa Barat – Kesenian Tari Barong dari Ujung Berung

Gambar
Bangbarongan  adalah sejenis permainan atau  kesenian tari barong  dari Ujungberung, Bandung, Jawa Barat. Seni ini juga dapat ditemukan di kampung Tarikolot, Desa Cikeusal, Kecamatan Luragung dan Cidehu serta Ciledug, Jawa Barat. Kesenian ini dimainkan oleh penari yang memainkan karakter barong dengan memakai Topeng Barong, sedangkan kostumnya memakai karung goni. Dahulu tari ini merupakan kesenian yang cukup populer yang biasanya dipertunjukkan dalam acara-acara khusus seperti sunatan, festival atau hari kemerdekaan Indonesia. Kesenian tradisional ini memiliki beberapa jenis yang dinamai sesuai dengan karakter hewan. Diantaranya Buburokan, Mamacanan, Gagajahan, Momonyetan, dan Kukudaan (kuda lumping). Sayangnya, saat ini tari tradisional menjadi kesenian yang langka dan sangat jarang dipentaskan.

3. Tari Merak, Jawa Barat – Salah Satu Seni Tari Kreasi Baru Yang Mendunia

Gambar
Tari merak  merupakan jenis  seni tari kreasi baru  yang terlahir di Tanah Pasundan. Tarian yang begitu cantik mengekspresikan keanggunan gerak dan keindahan tata busana yang diambil dari kehidupan burung merak. Dikatakan bahwa tari ini lebih mengemplementasikan tingkah laku burung merak jantan yang terkenal pesolek. Merak jantan sering memamerkan keindahan warna-warni bulu ekornya ketika hendak memikat merak betina. Bentuk Penyajian Tari Merak Tarian Merak dimainkan oleh tiga penari atau lebih secara berkelompok. Para penari tersebut memiliki fungsi sebagai merak jantan dan betina. Mereka menari dengan diiringi oleh lagu Macan Tutul, namun adapula selingan waditra Bonang yang dipukul di bagian kayunya dengan sangat keras. Waditra tersebut diberikan terutama pada bagian gerakan sepasang merak yang sedang bermesraan. Dalam pertunjukannya, tari ini terkesan menonjol terutama pada tata busana yang dikenakan oleh para penarinya yang memiliki motif seperti ...

4. Randai, Sumatera Barat – Buah Kemesraan Budaya Melayu & Minang

Gambar
Kesenian Randai . Dalam kesejarahan budaya Minangkabau, dikenal beberapa seni tradisional yang berbentuk drama. Selain drama toonel atau basandiwara yang dikemudian hari turut melahirkan  Tari Payung , ada juga kesenian Randai yang merupakan teater tradisional rakyat Minangkabau. Kesenian ini juga sebagai bentuk permainan tradisional yang tumbuh, hidup dan berkembang di lingkungan masyarakat di Nagari-Nagari dalam wilayah Minangkabau di Sumatera Barat. Randai adalah karya seni unik yang dalam prakteknya menggabungkan berbagai unsur seni, seperti drama, tari, musik, sastra serta bela diri silat. Selain memuat pesan-pesan moral dan pendidikan, Randai juga mengandung unsur historis karena sebagian besar lakon adalah cerita klasik tentang kesejarahan Minangkabau. Pada tahun 2017 yang lalu, seni pertunjukan ini termasuk yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementrian Pedidikan dan Kebudayaan. Sebagai sebuah drama, kesenian Randai dimainkan ol...

5. Seni Debus, Banten – Seni Pertunjukan Bela Diri Kekebalan Tubuh

Gambar
Debus  adalah seni pertunjukan bela diri yang dikenal sebagai salah satu seni pertunjukan masyarakat Banten di barat Pulau Jawa. Meski lebih dikenal sebagai kesenian asal Banten, dibeberapa daerah lain di Indonesia juga bisa kita temui kesenian sejenis ini, terutama di daerah Sumatera. Sebuah kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa berupa menahan siksaan jasmani yang disengaja. Memperlihatkan kekebalan tubuh manusia terhadap apa saja yang secara normal akan mengakibatkan manusia terluka. Aksi kekebalan terhadap senjata tajam, membakar diri atau memakan api, menyiram tubuh dengan air keras hingga bergulingan di atas serpihan kaca dan lain sebagainya. Bagi masyarakat Banten, kesenian Debus merupakan  warisan budaya  leluhur yang hingga kini tetap bertahan sebagai bentuk identitas Masyarakat Banten. Nilai-nilai budaya dalam kesenian ini lebih cenderung dipengaruhi oleh unsur-unsur Agama Islam yang dijadikan sebagai acuan dalam bertingkah ...

6. Tari Remo (Ngremo), Jawa Timur – Seni Tradisi Penyambut Tamu Agung

Gambar
Tari Remo  ( Ngremo ) adalah tarian selamat datang dari Jawa Timur. Seni Tari ini disebut juga Tari Ludruk karena pada awalnya difungsikan sebagai pembuka kesenian Ludruk. Seiring perkembangannya, Tari Ngremo ditampilkan secara terpisah sebagai tari penyambutan tamu agung dengan ditampilkan oleh satu atau banyak penari. Tari Remo pada awal sejarahnya dikhususkan untuk di peragakan oleh penari laki-laki untuk menampilkan sisi kemaskulinan. Karena sebenarnya Remo adalah tari yang menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan. Dari sini memunculkan gaya tarian yang lain yakni Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan Tari Remo adalah seni tari yang membawakan tema keprajuritan. Ekspresi lebih menampakan sikap tegas, keras, cepat, serta sigap. Sikap-sikap tersebut sebagai gambaran ciri sikap masyarakat Jawa Timur yang lugas, spontan dalam bertutur kata, cep...

7. Kesenian Bantengan – Seni Pertunjukan Budaya Tradisi di Jawa Timur

Gambar
Kesenian Bantengan . Malang Raya sebagai sebuah wilayah di Jawa Timur yang populer dengan wisata dan kulinernya, ternyata juga memiliki beberapa kesenian tradisional yang cukup berkembang. Setelah sebelumnya ditulis tentang   Tari Topeng Malangan   dan   Tari Beskalan , artikel ini akan mencoba lebih dekat dengan Seni Tradisional Bantengan yang berkembang pesat di Malang Raya dan Mojokerto. Sesuai dengan namanya, Bantengan adalah sebuah seni pertunjukan yang dimainkan oleh tokoh sentral berupa topeng banteng. Dalam prakteknya, Kesenian Bantengan adalah sebuah seni budaya tradisi yang didalamnya tergabung beberapa unsur, termasuk sendra tari, olah kanuragan, musik, hingga syair atau mantra yang kental dengan nuansa magis. Pelaku Bantengan meyakini bahwa permainan mereka lebih menarik apabila telah memasuki tahap kerawuhan atau kerasukan, dimana sang pemegang kepala banteng kesurupan arwah leluhur atau yang lazim disebut Dhanyangan. Bantengan adalah kes...

8. Tradisi Sekaten – Kebudayaan Islam Jawa di Dua Keraton Mataram

Gambar
Tradisi Sekaten  adalah tradisi dari dua Keraton dari Kerajaan Mataram, Ngayogyakarto Hadiningrat (Yogyakarta) dan Surakarta Hadiningrat (Solo). Upacara tradisional ini diadakan dalam rangka peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulud Nabi). Budaya yang tetap lestari sejak abad ke-16 ini biasa dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal tahun Hijriyah atau bertepatan bulan Mulud (Bulan Jawa). Asal Usul Istilah Sekaten Terdapat beragam pendapat yang berkaitan dengan penamaan Tradisi Sekaten. Pendapat yang populer adalah Sekaten berasal dari istilah bahasa arab “ Syahadataini “. Istilah tersebut mewakili Dua Kalimat Syahadat dalam Islam. Dua kalimat yang dimaksud adalah syarat wajib bagi seseorang yang hendak memeluk Agama Islam. Kalimat ini memiliki pengertian “ aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah “. Selain itu ada juga pendapat yang mengatakan asal-usul istilah Sekaten berasal dari istilah-istilah lain, sebagai berikut: S...

9. Macapat Malangan – Puisi Tradisional Jawa Khas Malang, Jawa Timur

Gambar
Macapat Malangan . Seperti diketahui bahwa macapat adalah tembang atau  puisi tradisional Jawa . Menariknya, beberapa daerah di Pulau Jawa memiliki tembang macapat dengan keunikan tersendiri yang selanjutnya menjadi ciri khas bagi daerah tersebut. Beberapa diantaranya adalah Macapat Semarangan, Mataraman, Tengger, Majapahitan serta Malangan. Melalui artikel ini kita akan mencoba lebih dekat dengan kategori yang terakhir yakni Macapat Malangan. Keberagaman macapat disetiap daerah tentu tidaklah terlepas dari kehidupan budaya masyarakat setempat, tidak terkecuali Macapat Malangan yang dihadirkan dengan cengkok dan lafal pengucapan kata khas Malangan. Tidak hanya itu, Tembang Malangan juga memiliki aturan atau ciri-ciri lain yang diberlakukan untuk memastikan bahwa suatu macapat bisa disebut sebagai Macapat Malangan, karena tidak semua macapat di Malang disebut Malangan. Seperti halnya dengan aturan tembang macapat pada umumnya, setiap bait dalam Malangan juga terdir...

10. Angklung Bungko – Kesenian Tari Tradisional Cirebon, Jawa Barat

Gambar
Angklung Bungko  adalah seni tari yang tumbuh besar di daerah Bungko, Cirebon Utara. Itulah mengapa pada penamaan tarian ini mengambil nama daerah tersebut. Awalnya ini adalah kesenian musik ritmis bermediakan kentongan atau kohkol yang terbuat dari potongan ruas bambu. Pada perkembangan selanjutnya, seni ini menjadi sebuah tarian dengan diiringi alat musik gendang, angklung, tutukan, klenong, dan gong. Meskipun hingga saat ini belum diketahui siapa yang pertama kali menciptakannya, awal kelahirannya diperkirakan pada abad ke-17 yakni setelah wafatnya Sunan Gunung Jati. Gerak, Busana dan Fungsi Tari Gerakan tari ini sangatlah sesuai dengan sejarah penciptaannya. Lebih kentara dengan penggambaran peperangan saat masyarakat pemilik kesenian mematahkan serangan musuh yakni pasukan Pangeran Pekik. Tari ini bisa dikatakan sebagai tari perang dengan filosofi yang cukup dalam bagi masyarakat Bungko yang menggambarkan sebuah totalitas kehidupan komunal yang demokratis. Tari...

11. Kesenian Batombe – Seni Tradisi Berbalas Pantun di Sumatera Barat

Gambar
Batombe adalah nama salah satu  kesenian tradisional dari Propinsi Sumatera Barat . Tepatnya berasal dari Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok. Kesenian Batombe adalah seni pertunjukan berupa balas-membalas pantun yang dilagukan antara laki-laki dan perempuan. Menariknya, karena Batombe terlahir dan terikat dengan aturan adat yang berlaku, maka terdapat syarat yang mengikat sebelum dilaksanakannya kesenian ini. Diantara syarat tersebut adalah penyembelihan sapi, kerbau atau kambing. Dikatakan melanggar aturan atau berutang secara adat apabila Batombe dilakukan tanpa penyembelihan tersebut. Dalam pelaksanaannya, alur Batombe dimulai dengan pembacaan pantun pembuka oleh seorang datuk. Kemudian, terdapat 13 pemain yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. 12 pemain memasuki arena dengan membentuk lingkaran, sedangkan satu pemain akan menari didalam lingkaran tersebut. Kesenian tradisional ini berjalan dengan penuh keceriaan dengan ...

12. Wayang Klithik – Salah Satu Jenis Kesenian Wayang Jawa

Gambar
 a Wayang Klithik  adalah salah satu dari ragam kesenian tradisional Wayang Jawa. Wayang ini terbuat dari kayu namun berbeda dengan  Wayang Golek  yang menyerupai boneka. Bentuknya dua dimensi atau pipih seperti bentuknya  Wayang Kulit . Selebihnya bagian tangan wayang ini terbuat dari kulit yang ditatah. Adapun pembeda yang paling kentara adalah gagang yang terbuat dari kayu yang menimbulkan bunyi khas “ klithik…klithik ” apabila wayang ini dipentaskan. Bunyi tersebut dipercaya sebagai awal mula dari penamaan kesenian ini. Pertunjukan Wayang Klithik tidaklah membutuhkan kelir atau layar untuk bayangan. Sebagai penempatan wayang digunakan bambu yang telah dilubangi. Meskipun begitu desain lantainya tetap berupa garis lurus. Seperti halnya wayang kulit, Wayang Klithik juga mengenal wanda atau bentuk wajah dan perawakan kepala untuk melukiskan watak temperamen tokoh. Wanda disini didasarkan atas warna-warna yang khas. Wayang Klithik juga mengen...

13. Seni Jaranan Sentherewe, Tulungagung – Dinamis, Luwes dan Berenergi

Gambar
Jaranan Sentherewe .  Jaranan  adalah salah satu kesenian yang cukup tersebar di beberapa daerah di Jawa Timur. Setidaknya, ada sekitar 34 daerah yang memiliki seni jaranan sendiri. Adapun persamaan dan perbedaan masing-masing akan selalu selaras dengan karakteristik budaya masyarakat dimana kesenian itu hidup dan berkembang. Sehubungan dengan ini, tersebutlah Jaranan Sentherewe dari Kabupaten Tulungagung sebagai salah satu jenis seni jaranan di Jawa Timur. Seperti halnya dengan kesenian jaranan yang lain, Jaranan Senterewe juga merupakan seni tari yang dalam prakteknya menggunakan properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari bambu (jaran atau kuda kepang). Tarian ini menggambarkan prajurit berkuda yang sedang berlatih perang menguji ketangkasan, mahir dan kemudian diuji kembali untuk berburu binatang. Beberapa wujud binatang dalam Jaranan Sentherewe meliputi  Celengan  (Babi Hutan) dan  Barongan  sebagai penggambaran ular naga. Selain itu,...

14. Tari Pakarena, Sulawesi Selatan – Cerminan Karakter Suku Makassar

Gambar
Tari Kipas Pakarena . Selain sarat dengan makna, sebuah  tarian tradisional  juga menjadi media yang ideal untuk menggambarkan masyarakatnya. Sebagai misal adalah Tari Pakarena, rangkaian gerakannya mencerminkan karakter halus dan lembut wanita Sulawesi Selatan, sementara kaum lelakinya yang keras dan tegas terwakili oleh hentakan musik yang mengiringi tarian ini. Pakarena adalah sebuah ekspresi kesenian suku Makassar yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan wilayah bekas Kerajaan Gowa. Dalam perkembangannya, tarian yang selalu dikaitkan dengan etika perempuan Makassar ini banyak dijumpai di Kabupaten Gowa, Takalar, Bantaeng dan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Tari Pakarena dimainkan oleh kurang lebih empat penari perempuan dengan gerakan yang lembut dan halus. Sebenarnya, tarian ini terdiri dari 12 babak, namun oleh karena kehalusan gerakan sehingga sulit membedakan pembabakan itu. Hanya gerakan posisi duduk yang menandakan awal ...

15. Gamelan Banjar, Kalimantan Selatan – Alat Musik Tradisional Suku Banjar

Gambar
Gamelan Banjar . Suku-suku di Indonesia memiliki beragam alat musik tradisional yang khas. Dalam hal ini gamelan bisa dikatakan sebagai alat musik paling dikenal, bahkan diminati oleh masyarakat dunia. Selain yang ada di Jawa dan Bali, gamelan juga bisa didapati di daerah lain, yang tentunya hadir dengan keunikan tersendiri. Sebelumnya telah juga dituliskan perihal  Gamelan Sasak  di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pada artikel ini penulis akan mengajak pembaca untuk lebih dekat dengan gamelan yang ada di Kalimantan, yakni Gamelan Banjar. Seperti diisyaratkan oleh namanya, gamelan ini hidup dan berkembang di kalangan suku Banjar di Kalimantan Selatan. Salah satu kekhasan gamelan suku Banjar adalah suaranya yang berbeda dengan  Gamelan Jawa ,  Gamelan Bali ,  Gamelan Sunda , maupun Gamelan Lombok. Sekilas, suara yang dihasilkan hampir mirip dengan suara dari  Angklung Caruk Banyuwangi . Sistem pelarasannya adalah pentatonis, namun mendekati laras ...